Sejarah Kerajaan Majapahit

Info93 Dilihat
Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit

Sejarah Kerajaan Majapahit – Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Timur, Indonesia, pada abad ke-13 dan berakhir pada abad ke-16. Awal mula kerajaan ini bermula dari berdirinya Kerajaan Singhasari oleh Raja Ken Arok pada tahun 1222 Masehi. Setelah Raja Ken Arok meninggal, tahta Singhasari diteruskan oleh putranya, Anusapati, yang kemudian dibunuh oleh salah satu patihnya, yaitu Tohjaya.

Kemudian, Tohjaya mengangkat dirinya sendiri sebagai raja Singhasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi pada tahun 1248. Namun, pemerintahan Tohjaya tidak bertahan lama karena pada tahun 1254, ia ditumbangkan oleh seorang rakyat jelata bernama Ken Dedes yang kemudian menikah dengan Ken Arok.

Ken Dedes kemudian melahirkan seorang putra bernama Erlangga, yang kemudian menjadi raja Singhasari setelah dewasa. Erlangga memerintah dengan bijaksana dan berhasil memperluas wilayah kekuasaan Singhasari hingga mencakup sebagian besar pulau Jawa.

Sejarah Kerajaan Majapahit

Setelah Erlangga wafat, kerajaan Singhasari mengalami kemunduran akibat perebutan kekuasaan antara keluarga kerajaan. Pada akhirnya, seorang pangeran dari kerajaan Singhasari yang bernama Raden Wijaya berhasil mengambil alih kekuasaan dan mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293.

Sejak itu, Kerajaan Majapahit tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling kuat di Asia Tenggara pada masa itu. Kerajaan Majapahit memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke luar Jawa, termasuk wilayah Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan bagian dari Filipina. Pada masa kejayaannya, Majapahit juga menjadi pusat perdagangan internasional dan budaya di wilayah Asia Tenggara.

Kejayaan Kerajaan Majapahit

  1. Wilayah yang luas dan strategis: Kerajaan Majapahit memiliki wilayah yang luas, yang mencakup hampir seluruh Jawa, Madura, Bali, dan sebagian Sumatera. Wilayah ini memberikan akses ke berbagai sumber daya alam dan jalur perdagangan yang strategis, yang memungkinkan Majapahit untuk menjadi pusat perdagangan dan kekuatan ekonomi di wilayah tersebut.
  2. Pemerintahan yang kuat: Pemerintahan Majapahit terdiri dari raja, para bangsawan, dan pejabat-pejabat pemerintah yang berpengalaman dan terlatih. Mereka memiliki sistem administrasi yang baik dan mampu menjaga kestabilan politik dalam negeri.
  3. Kebijakan toleransi agama: Raja Hayam Wuruk mengadopsi kebijakan toleransi agama yang memungkinkan masyarakat Majapahit untuk mengamalkan agama yang mereka pilih. Hal ini memungkinkan masyarakat dari berbagai agama untuk hidup berdampingan dalam harmoni.
  4. Seni dan budaya Majapahit yang kaya: Kerajaan Majapahit memiliki seni dan budaya yang kaya, yang tercermin dalam seni ukir, arsitektur, dan sastra. Hal ini memungkinkan Majapahit untuk menjadi pusat kebudayaan dan memperkuat identitas nasional.
  5. Sistem pertahanan yang kuat: Majapahit memiliki sistem pertahanan yang kuat dengan membangun benteng-benteng dan memperkuat pasukan militer. Hal ini membuat Majapahit mampu melindungi wilayahnya dari serangan musuh.
Wilayah Kerajaan Majapahit

Perluasan Wilayah Kerajaan Majapahit

Perluasan wilayah kerajaan Majapahit dilakukan melalui beberapa cara, di antaranya:

  1. Penaklukan militer: Raja-raja Majapahit mengirim pasukan untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang ada di sekitar Jawa, seperti kerajaan Singasari, Bali, dan Madura. Mereka juga menaklukkan beberapa wilayah di luar Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
  2. Diplomasi: Raja-raja Majapahit juga menggunakan diplomasi untuk memperluas pengaruhnya. Mereka melakukan pernikahan antara anggota keluarga kerajaan dengan kerajaan-kerajaan di luar Majapahit untuk memperkuat hubungan politik dan perdagangan.
  3. Perdagangan: Majapahit adalah pusat perdagangan penting di Asia Tenggara pada masa itu. Raja-raja Majapahit memanfaatkan posisi geografisnya untuk memperluas wilayah kerajaan dengan cara menguasai jalur perdagangan dan melindungi pedagang dari serangan bajak laut.
  4. Diplomasi melalui agama: Raja-raja Majapahit juga menggunakan agama Hindu-Buddha untuk memperluas pengaruhnya. Mereka membangun kuil-kuil dan mengirim biksu dan brahmana untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke daerah-daerah yang belum dikuasai.

Dengan cara-cara tersebut, wilayah kerajaan Majapahit semakin luas dan makmur.

Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Sistem pemerintahan Kerajaan Majapahit berdasarkan pada sistem monarki absolut di mana kekuasaan berada di tangan seorang raja yang dianggap sebagai pemimpin tertinggi negara dan dianggap memiliki kekuasaan yang diberikan oleh dewa.

Di bawah raja, terdapat beberapa pejabat penting yang membantu mengatur pemerintahan dan tugas-tugas administratif, seperti patih (penasehat utama raja), bupati (penguasa wilayah), dan para petinggi militer.

Selain itu, Kerajaan Majapahit juga mengadopsi sistem feodalisme, di mana raja memberikan hak-hak atas tanah kepada para bangsawan dan elit pemerintahan sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa mereka dalam membantu menjaga keamanan dan stabilitas kerajaan. Para bangsawan tersebut disebut sebagai Rakryan, yang terdiri dari para adipati (gubernur), wiyasa (pejabat kehormatan), dan mangkubumi (raja-raja bawahan).

Sistem hukum di Kerajaan Majapahit juga sangat kuat, di mana terdapat beberapa peraturan dan undang-undang yang diatur oleh raja dan para pejabatnya untuk menjaga stabilitas dan keamanan kerajaan. Selain itu, di dalam kerajaan juga terdapat lembaga pengadilan yang dijalankan oleh para hakim untuk menyelesaikan berbagai sengketa dan masalah yang muncul di dalam masyarakat.

Kerajaan Majapahit juga terkenal akan kemampuannya dalam bidang perdagangan, terutama dalam perdagangan rempah-rempah dan emas. Hal ini membuat Kerajaan Majapahit menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting di Asia Tenggara pada masa lalu.

Secara keseluruhan, sistem pemerintahan Kerajaan Majapahit terdiri dari kekuasaan absolut raja yang dibantu oleh para pejabat dan elit pemerintahan, serta didukung oleh lembaga pengadilan dan sistem feodalisme yang kuat.

Kebudayaan Kerajaan Majapahit

Kebudayaan Kerajaan Majapahit sangatlah kaya dan berpengaruh pada masa itu, dan masih terlihat sampai saat ini. Berikut adalah beberapa aspek kebudayaan Kerajaan Majapahit yang dapat dilihat dari berbagai sumber sejarah:

  1. Seni dan arsitektur: Seni dan arsitektur adalah salah satu kebudayaan yang sangat penting dalam Kerajaan Majapahit. Banyak sekali contoh seni dan arsitektur dari masa itu yang masih dapat dilihat hingga saat ini, seperti candi-candi seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Penataran. Seni ukir, seni pahat, dan seni lukis juga sangat berkembang pada masa itu.
  2. Sastra: Kebudayaan sastra juga sangat berkembang pada masa Kerajaan Majapahit. Salah satu contohnya adalah kakawin, yaitu jenis puisi yang ditulis dalam bahasa Kawi, yang digunakan pada waktu itu. Salah satu kakawin yang terkenal adalah Nagarakretagama, yang berisi deskripsi tentang Kerajaan Majapahit.
  3. Musik: Musik juga merupakan kebudayaan yang penting pada masa Kerajaan Majapahit. Banyak jenis musik yang berkembang pada waktu itu, seperti gamelan, gending, dan wayang kulit.
  4. Sistem penanggalan: Sistem penanggalan pada masa Kerajaan Majapahit juga sangat berbeda dengan yang digunakan saat ini. Mereka menggunakan sistem penanggalan Saka yang dimulai pada tanggal 78 Masehi. Sistem ini masih digunakan di beberapa daerah di Indonesia sampai sekarang.
  5. Agama: Kebudayaan agama juga sangat penting pada masa Kerajaan Majapahit. Agama Hindu-Buddha menjadi agama resmi pada waktu itu, dan banyak bangunan seperti candi yang dibangun dengan arsitektur Hindu-Buddha.

Beberapa aspek kebudayaan Kerajaan Majapahit yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Kerajaan Majapahit memang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia, dan banyak aspek kebudayaan mereka yang terus bertahan sampai sekarang.

Kemunduran Kerajaan Majapahit

Kemunduran Kerajaan Majapahit terjadi pada akhir abad ke-15 Masehi, yaitu sekitar tahun 1478-1520. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Majapahit, di antaranya adalah:

  1. Peperangan internal dan eksternal: Selama periode kemunduran, terjadi peperangan internal dan eksternal yang merusak infrastruktur, menguras sumber daya, dan memperlemah kekuatan Kerajaan Majapahit.
  2. Kemerosotan kekuatan militer: Setelah masa pemerintahan Hayam Wuruk, penerusnya tidak mampu mempertahankan kekuatan militer yang kuat seperti masa sebelumnya. Hal ini membuat Kerajaan Majapahit menjadi lebih rentan terhadap serangan dari luar.
  3. Kebijakan pemerintah yang tidak efektif: Beberapa kebijakan pemerintah yang tidak efektif seperti pembangunan proyek-proyek besar yang memakan banyak biaya dan tidak memberikan manfaat yang signifikan, serta pengelolaan keuangan yang tidak baik, juga ikut berkontribusi terhadap kemunduran Kerajaan Majapahit.
  4. Kebangkrutan: Kemunduran ekonomi dan perdagangan, serta beban pajak yang terlalu berat bagi rakyat, menyebabkan banyak pedagang dan pengusaha bangkrut. Hal ini menyebabkan Kerajaan Majapahit kehilangan sumber daya penting untuk membiayai kegiatan pemerintahan.
  5. Perubahan sosial dan budaya: Perubahan sosial dan budaya pada masa itu, termasuk penyebaran agama Islam dan pengaruh budaya luar seperti Tiongkok dan India, juga memengaruhi kemunduran Kerajaan Majapahit.

Kemunduran Kerajaan Majapahit akhirnya membuka jalan bagi penyebaran agama Islam dan penjajahan Eropa di Indonesia. Meskipun Kerajaan Majapahit tidak lagi berdiri, tetapi kejayaannya tetap diabadikan sebagai warisan sejarah dan budaya Indonesia.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan yang sangat kuat dan maju pada masanya, dengan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas dan kebudayaan yang kaya. Berikut adalah beberapa peninggalan dari Kerajaan Majapahit:

  1. Candi-candi: Kerajaan Majapahit dikenal memiliki banyak candi yang menjadi bukti kebesaran dan kemegahan kerajaan pada masa itu. Beberapa candi yang terkenal antara lain Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Penataran.
  2. Relief-relief: Selain candi, Kerajaan Majapahit juga memiliki banyak relief yang memperlihatkan kehidupan pada masa itu, seperti relief di Candi Sukuh dan Candi Panataran.
  3. Arca-arca: Arca-arca yang ditemukan di situs-situs peninggalan Majapahit memperlihatkan bahwa seni rupa pada masa itu sangat berkembang. Beberapa arca yang terkenal antara lain Arca Ganesha dan Arca Dwarapala.
  4. Keramik: Kerajaan Majapahit juga dikenal sebagai pusat produksi keramik yang sangat terkenal pada masanya. Keramik-keramik dari Majapahit telah ditemukan di berbagai daerah di Asia Tenggara dan bahkan sampai ke Tiongkok.
  5. Naskah-naskah: Beberapa naskah kuno seperti Nagarakretagama, Pararaton, dan Kidung Sunda merupakan bukti sejarah yang sangat penting untuk memahami kehidupan pada masa Kerajaan Majapahit.
  6. Sistem pengairan: Kerajaan Majapahit memiliki sistem pengairan yang sangat maju, seperti yang terlihat pada Candi Sukuh. Sistem ini digunakan untuk mengairi sawah-sawah dan memudahkan pengelolaan pertanian.
  7. Sistem pemerintahan: Sistem pemerintahan Majapahit juga sangat maju pada masanya. Raja-raja Majapahit memiliki sistem administrasi dan pengawasan yang ketat terhadap wilayah kekuasaannya.

Semua peninggalan tersebut merupakan bukti kebesaran dan kemajuan Kerajaan Majapahit pada masanya, dan merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi Indonesia dan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *